masukkan script iklan disini
Acara yang berlangsung di halaman depan dan belakang Mapolda DIY ini tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi wahana untuk merajut kebhinekaan dan memperkuat silaturahmi antara Polri dan masyarakat.
Kabidhumas Polda DIY, Kombes Pol Nugroho Arianto, S.I.K., M.H., menyampaikan bahwa tujuan utama dari Wiwitan Pasa #II 2024 adalah menciptakan suasana silaturahmi yang hangat antara Polri dan masyarakat. "Kami ingin memperkuat hubungan positif dengan masyarakat, dan melibatkan mereka dalam acara ini," tuturnya.
Selain sebagai ajang silaturahmi, acara ini juga menjadi panggung bagi kekayaan seni dan budaya daerah. Yogyakarta, sebagai Indonesia mini, menggambarkan keragaman suku dan budaya dari berbagai daerah. "Kami merajut kebhinekaan dengan menghadirkan berbagai kesenian daerah yang ada di Yogyakarta," tambah Nugroho.
Dalam rangkaian acara, masyarakat dapat menikmati penampilan beragam tarian daerah selama tiga hari. Pada hari pertama, penonton disuguhi Tarian Bedana Kipas dari Lampung, Tarian De Cembre dari Papua, dan atraksi Jathilan yang dipersembahkan oleh anggota Ditpolairud Polda DIY.
Hari kedua akan menampilkan Tarian Rampak Gedrug Buto dari Magelang, Tarian Angguk Putri Sekar Kencono dari Kulonprogo, serta Tarian Cikruhan dari Jawa Barat. Sementara itu, hari terakhir acara akan dimeriahkan dengan Tarian Pa’Gellu dari Toraja, Tari Piring dari Sumatra Barat, dan Tari Kataga dari NTT.
Nugroho menyimpulkan, "Tarian-tarian daerah yang kami tampilkan tahun ini tentunya berbeda dengan tahun lalu, dan semoga suguhan ini tidak hanya meriahkan acara, tetapi juga mengedukasi pengunjung, khususnya anak-anak, tentang kekayaan budaya Indonesia.
" Wiwitan Pasa #II 2024 diharapkan menjadi momentum untuk semakin mempererat kerjasama dan pemahaman antarbudaya di tengah masyarakat.
( Bayu )