• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    LOMBA KARAOKE

    LOMBA KARAOKE
    Ikuti dan Saksikan lomba karaoke nanti pada bulan Agustus 2025

    Wakil Bupati Buleleng Ajak Pengidap HIV/AIDS Tidak Putus Menyama Braya

    Jumat, 01 Oktober 2021, Oktober 01, 2021 WIB Last Updated 2021-10-02T01:06:23Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Bali | Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra selaku Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) mengajak Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) untuk tidak putus menyama braya (bersosialisasi dalam masyarakat Bali).

    Ajakan tersebut disampaikannya saat ditemui usai menyerahkan bantuan sembako kepada ODHA di Puskesmas Buleleng III , Jumat (1/10).

    Sutjidra mengajak seluruh ODHA agar menjalankan kehidupan sehari-hari seperti biasa. Jangan sampai para ODHA putus dalam menyama braya yang biasa dilakukan masyarakat Bali. Apalagi sampai putus hubungan dengan keluarga. Stigma-stigma tersebut yang harus dihilangkan. Penghilangan stigma tersebut dapat mengembalikan semangat ODHA untuk hidup bermasyarakat seperti biasa.

    “ODHA harus tetap konsumsi obat karena jika putus virus akan berkembang dan menyerang tubuh para ODHA,” kata Sutjidra.

    Selain mengajak ODHA untuk tidak putus menyama braya, Wakil Bupati asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini mengingatkan ODHA yang hamil untuk melakukan persalinan nantinya harus melalui prosedur Sectio Caesaria (SC) atau operasi sesar. Hal itu diperlukan untuk mencegah penularan kepada anak yang dilahirkan.


    Jika persalinan dilakukan secara normal, kemungkinan besar anak yang dilahirkan juga mengidap HIV/AIDS. Seperti ODHA yang menerima bantuan di Puskesmas Buleleng III, anak yang dilahirkan negatif HIV/AIDS.

    “Wajib ke rumah sakit untuk melakukan persalinan. Tidak bisa melahirkan normal jika ingin anak yang dilahirkan tidak terpapar HIV/AIDS,” ucap Sutjidra.

    Sutjidra menjelaskan untuk ODHA yang hamil, tidak ada terapi khusus agar anaknya tidak terpapar. Kehamilannya juga diawasi seperti kehamilan-kehamilan lainnya. Hanya saja, Sutjidra menegaskan kembali bahwa proses persalinannya harus melalui prosedur SC. Jika sudah lahir, ibu dari anak tersebut tidak diperkenankan menyusui.

    “Karena dari cairan tersebut bisa menularkan kepada anaknya. Kemudian, pemakaian jarum suntik juga harus diperhatikan,” jelasnya.

    Pemberian bantuan sembako kepada para ODHA di masa pandemi ini merupakan kegiatan KPAD Buleleng untuk meringankan beban ODHA. Sebanyak 37 paket sembako diserahkan secara simbolis kepada 10 orang ODHA di wilayah kerja Puskesmas Buleleng III. (Isu)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini