Media DNN - Bali | Jadi sorotan publik, polemik wajib asrama bagi mahasiswa baru di Universitas Udayana (Unud) terus bergulir. Bahkan, sejumlah pihak terus memperjuangkan agar tidak ada mahasiswa yang indekos di tempat itu.
Sejumlah orang tua mahasiswa pun ikut memprotes karena tidak pernah dikumpulkan tentang penjelasan program Student Dormitory tersebut. Namun dibalik bisnis kos berkedok asrama itu ada fakta menarik, yakni potensi pendapatan Rp 67 miliar dari sewa kos pertahun, tapi Unud hanya mendapatkan Rp 2,3 miliar.
Dilangsir dari sekilasmedia.com, asrama itu memiliki 3.820 kamar dengan tipe kelas yang berbeda, diantaranya superior, deluxe, previlege disabilitas, previte dan exclusive. Harga sewa asrama setiap bulannya, untuk kamar superior Rp 700 ribu, duluxe Rp 1,3 juta, previlege disabilitas dan private Rp 2,5 juta, serta exclusive Rp 3,5 juta.
Terkait hal itu Rektor Unud, Prof. Dr. Nyoman Antara, Rabu (13/4/2022) dengan tegas membantah, karena seluruh biaya yang dibayarkan oleh mahasiswa baru untuk asrama akan masuk ke mitra Unud yang membangun asrama tersebut. Namun Prof Antara tak menampik, jika Unud mendapatkan beberapa tahun saja, sebelum kerjasama itu selesai dan bangunan itu benar benar menjadi milik Unud.
"Unud tidak mengambil uang sewa tersebut, karena 100 persen mitra yang membangun yang ambil," ujar Rektor Unud Prof Antara singkat.
Sementara dalam rilis anggota DPR RI Nyoman Patra menyebut, bahwa dirinya telah dihubungi oleh beberapa orang tua dan calon mahasiswa baru Unud yang baru diterima lewat jalur SNMPTN. Namun setelah ditindak lanjuti dengan berusaha menghubungi via chat sebanyak 2 kali, tidak pernah mendapatkan respons dari Rektor Unud.
"Jadi mereka ini diminta harus membayar per tanggal 14 April 2022. Dimana harga sewa asrama per mahasiswa bervariasi mulai dari Rp 700 ribu hingga Rp 3,5 juta. Dengan adanya perbedaan kelas pada asrama itu jelas akan menimbulkan peng kastaan di antara para mahasiswa," ungkap Parta.
Para orang tua mahasiswa juga mengeluhkan, karena sampai hari ini gedung asrama belum rampung dibangun tapi mahasiswa sudah diminta untuk membayar dengan dalih dijadikan persyaratan dalam melakukan registrasi ulang. Selain itu juga ada program Kampus Merdeka, yang mengharuskan mahasiswa ada di tempat praktik atau di tengah-tengah masyarakat.
"Kami menyarankan agar pihak Rektorat Unud mengundang calon mahasiswa baru dan orangtuanya untuk memberikan penjelasan," tutupnya. (Red / SN).

