masukkan script iklan disini
Media DNN - Mataram | Suasana penuh semangat dan harapan terasa di Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat saat Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, pada hari Kamis 20/3 menerima kunjungan dari tim Yayasan Relief Islami Indonesia (YRII).
Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi, tapi menjadi momentum penting untuk menyatukan visi: bagaimana menurunkan angka kemiskinan ekstrem di NTB lewat pendekatan Islam yang kuat, adil, dan memberdayakan.
Dalam pertemuan itu, CEO Islamic Relief, Nanang Subana Dirja, menyampaikan komitmen lembaganya untuk tak hanya datang membawa bantuan, tetapi juga solusi yang menyentuh akar persoalan.
“Kami ingin hadir sebagai mitra yang serius. Program graduasi berbasis ekonomi Islam bukan hanya soal uang, tapi soal martabat dan masa depan masyarakat NTB,” ujar Nanang.
Konsep “graduasi” yang dimaksud adalah pendekatan bertahap yang mengajak masyarakat keluar dari jerat kemiskinan secara terstruktur: dimulai dari bantuan dasar seperti makanan dan kesehatan, lalu dilanjutkan dengan modal usaha tanpa riba, pelatihan, digitalisasi UMKM halal, hingga akhirnya mereka menjadi pelaku usaha mandiri dan berdaya.
Prof. Dr. Muhammad M Said, Guru Besar Ekonomi Islam dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga Ketua Dewan Pengawas Syariah YRII, menyampaikan optimisme bahwa pendekatan ini sangat cocok diterapkan di NTB.
“Banyak masyarakat kita yang gigih dan punya potensi besar. Kita hanya perlu memberi dorongan yang tepat agar mereka bisa bangkit dan jadi muzakki, bukan mustahik selamanya,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina YRII, Prof. Dr. Ede Surya Darmawan, menyoroti pentingnya kerja lintas sektor.
“Masalah kemiskinan itu multidimensi. Kita harus bicara juga tentang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Islamic Relief punya program yang terintegrasi—dan ini kekuatan kita,” jelasnya.
Gubernur Iqbal pun menyambut hangat seluruh gagasan yang dibawa. Menurutnya, Pemprov NTB tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi tantangan kemiskinan ekstrem.
“Kami butuh kolaborasi nyata. Dan saya melihat Islamic Relief adalah mitra strategis yang punya visi besar dan kaki di lapangan,” ucapnya.
Pertemuan ini ditutup dengan komitmen untuk membentuk rencana aksi bersama yang konkret dan berkelanjutan.
Harapannya, NTB tidak hanya keluar dari kemiskinan ekstrem, tapi juga melangkah pasti menuju provinsi yang kuat, mandiri, dan mendunia dengan semangat ekonomi Islam. (BosBro).