masukkan script iklan disini
Media DNN – Bali | Keluhan mengenai kerusakan kendaraan yang diduga akibat penggunaan Pertalite di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bali menjadi perhatian serius bagi Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus dan Pemerintah Provinsi Bali.
Gubernur Bali, Wayan Koster, memberikan perspektif hati-hati terhadap insiden ini. Ia menekankan bahwa jumlah kendaraan yang terdampak relatif kecil dibandingkan dengan total pengguna BBM jenis Pertalite.
"Yang terdampak dan bermasalah hanya sekian. Belum tentu bahan bakar. Karena kalau bahan bakar tentu sangat banyak yang kena," ujar Gubernur Koster saat menerima jajaran Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus di Jayasabha Denpasar pada Minggu (29/6).
Ia mendorong agar investigasi dilakukan secara menyeluruh dan terukur.
"Riset dengan baik agar segera ditemukan masalahnya. Bandingkan pengguna dengan kasusnya. Kalau Pertalite bermasalah pasti sangat banyak yang kena. Tetap diantisipasi," tegasnya.
Endo Eko Satryo, Sales Area Manager Retail Bali Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, menjelaskan bahwa kronologi keluhan dimulai pada 14 Juni lalu, ketika sebuah bengkel di Gianyar mengunggah di media sosial tentang enam kendaraan yang mogok. Menanggapi hal ini, Pertamina langsung bergerak cepat.
"Kami langsung ke lokasi untuk mengambil sampel dan lainnya guna memastikan konsumen mendapatkan BBM yang proper," ujar Endo.
Pengambilan sampel tidak hanya dilakukan di kendaraan konsumen, tetapi juga di SPBU dan depot Pertamina. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa kualitas Pertalite di SPBU dan depot telah memenuhi standar.
Meskipun demikian, Pertamina tidak tinggal diam terhadap konsumen yang terdampak. "Sampel di konsumen, kita masih investigasi karena semua sampel sudah kita ambil sekitar 50 sampel diperiksa detail di lab yang kompeten," tambah Endo.
"Di konsumen yang terdampak kita tidak lepas tangan. Walaupun masih tahap investigasi, kita follow up untuk perbaikan ke kendaraan," tegasnya.
Sebagai langkah antisipasi dan penanganan keluhan, Pertamina telah menyediakan layanan di 103 SPBU dan menjalin kerja sama dengan 31 bengkel di seluruh Bali. Hingga saat ini, tercatat 84 kendaraan telah mengajukan komplain, dan 20 di antaranya telah menerima penggantian biaya perbaikan, terutama untuk filter bensin. Mengingat sekitar 75 persen dari 220 SPBU di Bali melayani Pertalite, Pertamina terus memantau situasi dengan cermat.
*Bali Energi Bersih Harga Mati*
Di sisi lain, Gubernur Koster kembali menegaskan komitmennya terhadap program energi bersih di Bali.
Ia menyatakan bahwa percepatan energi terbarukan adalah "harga mati"bagi Bali agar tidak bergantung pada pasokan listrik dari luar pulau.
Program Bali Energi Bersih termuat dalam Pergub Bali nomor 45 tahun 2019.
Progam ini bertujuan mewujudkan kemandirian energi melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dan mengurangi ketergantungan energi fosil.
Bali Energi Bersih bertujuan menciptakan lingkungan bersih dan berkelanjutan, serta mendukung visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali".
"Saya inginnya energi ramah lingkungan, gas alam misalnya. Ramah lingkungan, bersih dan mandiri energi. Itu visi saya bagi Bali," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Bali juga secara aktif mendorong penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi polusi. Lebih lanjut, visi "Wajah Baru Bali" mencakup penggunaan panel surya di kantor, hotel, mal, dan perumahan.
"Dengan adanya kebijakan ini citra pariwisata naik, karena wisatawan mancanegara sangat konsen dengan isu energi bersih, dengan isu ramah lingkungan," pungkas Gubernur Bali Wayan Koster.(Hms/red)