• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    LOMBA KARAOKE

    LOMBA KARAOKE
    Ikuti dan Saksikan lomba karaoke nanti pada bulan Agustus 2025

    Inovasi Energi Bersih Untuk Sekolah, Tim PKM UNIMA Implementasikan Microgrid Panel Surya dan LMS Energi Hijau di SMK Negeri 3 Tondano

    Rabu, 30 Juli 2025, Juli 30, 2025 WIB Last Updated 2025-07-31T00:22:57Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Media DNN - Sulut | SMK Negeri 3 Tondano melangkah lebih maju dalam upaya mewujudkan sekolah hijau dengan memanfaatkan teknologi microgrid panel surya dan platform e-learning energi terbarukan. (30/07)

    Program inovatif ini lahir dari kerjasama erat antara pihak sekolah dengan tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Universitas Negeri Manado.

    Inisiatif ini menjawab tantangan nyata yang dihadapi sekolah-sekolah vokasi di daerah, terutama keterbatasan sarana pembelajaran praktik energi baru terbarukan.

    Dengan dukungan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdikbudristek melalui skema hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Kompetitif Nasional 2025, proyek ini diharapkan menjadi contoh inspiratif bagi sekolah-sekolah lain di Sulawesi Utara.

    Program ini lahir dari kebutuhan nyata di lapangan, di mana sekolah vokasi masih menghadapi tantangan rendahnya literasi dan pemanfaatan energi terbarukan serta minimnya fasilitas praktik pembelajaran yang relevan. Untuk menjawab tantangan tersebut, tim dosen lintas program studi dari UNIMA mengembangkan pendekatan terpadu dengan melakukan instalasi sistem microgrid panel surya yang terhubung langsung ke beban listrik ruang praktik. Selain itu, mereka juga merancang sistem pembelajaran daring berbasis Learning Management System (LMS) yang menyajikan materi energi terbarukan secara tematik dan aplikatif.


    Menurut I Gede Budi Mahendra, M.Pd., Ketua Tim PKM dari Prodi Pendidikan Teknik Elektro UNIMA, perencanaan sistem yang dibangun mampu memenuhi kebutuhan energi dasar ruang praktik sekolah, serta berfungsi sebagai alat pembelajaran langsung bagi siswa. Sistem ini terdiri atas dua panel surya 150 Wp, dua baterai VRLA 12V 18Ah, SCC 25A, dan inverter 1000W.

    Konfigurasi ini dapat dikembangkan secara modular sesuai pertumbuhan kebutuhan sekolah. Kehadiran microgrid panel surya ini bukan hanya sebagai cadangan energi alternatif saat pasokan listrik PLN padam, tetapi juga berfungsi sebagai laboratorium mini bagi siswa.

    Para siswa dapat mempelajari secara langsung bagaimana energi surya dikonversi menjadi listrik, disimpan di baterai, hingga dialirkan ke beban listrik. Dengan pendekatan ini, diharapkan kompetensi siswa di bidang energi terbarukan semakin meningkat. “Siswa jadi tidak hanya membaca teori di buku, tapi betul-betul merakit, mengukur, dan menganalisis performa sistem. Ini adalah modal penting jika mereka bekerja di industri energi atau instalasi kelistrikan,” ujar I Gede Budi Mahendra.

    Selain instalasi fisik microgrid, program ini juga merancang platform website e-learning energi terbarukan. Website ini dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL versi terbaru. Website ini dilengkapi dengan berbagai fitur utama, mulai dari modul pembelajaran tematik, video tutorial, simulasi interaktif, forum diskusi, hingga fitur unduh bahan ajar.

    Menurut Medi Hermanto Tinambunan, M.Kom., dosen Teknik Informatika UNIMA yang merancang platform ini, desain antarmuka website dibuat responsif dan mudah diakses melalui laptop maupun smartphone. Dengan demikian, siswa dan guru dapat belajar di mana saja dan kapan saja.

    Pengembangan platform e-learning ini sangat relevan dengan kondisi pembelajaran di era digital. Guru-guru yang sebelumnya hanya mengandalkan buku cetak, kini dapat mengintegrasikan materi energi terbarukan ke dalam kurikulum merdeka belajar. Bahkan, platform ini dirancang fleksibel sehingga konten dapat diperbarui secara berkala sesuai perkembangan teknologi energi bersih.


    Di tahap awal, ditargetkan setidaknya 40 akun aktif dapat memanfaatkan platform ini secara rutin. “Yang paling penting adalah siswa merasa nyaman belajar mandiri. Jadi, kalau mau diskusi, mereka tinggal buka forum di website, tidak harus bertemu secara fisik,” terang Medi Hermanto.

    Sementara itu, Ida Bagus Weda Wigena, M.Pd., dosen Pendidikan IPS UNIMA yang juga tergabung dalam tim PKM, menekankan pentingnya keberlanjutan program melalui pembentukan Tim Satgas Energi Sekolah.

    Tim ini terdiri atas guru, teknisi, dan siswa terpilih yang dilatih untuk melakukan pemantauan performa microgrid, menyusun laporan energi, serta melaksanakan program konservasi energi.

    “Kami mendampingi sekolah dengan penyusunan SOP teknis yang rinci agar sistem energi ini bisa dirawat dan terus digunakan dengan optimal,” ungkap Ida Bagus.

    Program ini juga mencakup pelatihan intensif guru dan siswa, serta pendampingan integrasi materi ke dalam kurikulum merdeka belajar. Para guru diharapkan mampu meneruskan pengajaran energi hijau kepada generasi selanjutnya.pungkasnya.


    Kepala SMK Negeri 3 Tondano, Ibu Imelda Moonik, S.Pd., menyambut baik program ini dan berharap sekolahnya menjadi percontohan dalam pengembangan sekolah hijau berbasis teknologi terbarukan. “Kami ingin sekolah ini bukan hanya jadi pengguna teknologi, tetapi pusat pembelajaran energi bersih bagi sekolah lain, khususnya di wilayah Minahasa” ujarnya.

    Dengan partisipasi aktif mahasiswa dan dosen lintas disiplin, program ini tidak hanya menjadi wujud pengabdian masyarakat, tetapi juga memperkuat sinergi pendidikan vokasi, riset, dan pemberdayaan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045 yang berdaulat energi dan berkelanjutan.terangnya.(Red).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini