masukkan script iklan disini
Media DNN – Bali | Kapolres Klungkung AKBP Alfons W. P. Letsoin, S.I.K. mendampingi Bupati Klungkung I Made Satria, S.H. dalam kegiatan pertemuan bersama masyarakat Desa Tohpati yang membahas permasalahan saluran irigasi Subak Tohpati, bertempat di Ruang Rapat Kantor Desa Tohpati, Banjarangkan, Klungkung, (14/7).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Dandim 1610 Klungkung Letkol Kav. Sidik Pramono, S.Sos., M.M., M.Han., Kadis PUPR Klungkung I Made Jati Laksana, Camat Banjarangkan I Dewa Komang Aswin, AP., M.M., Danramil 1610-02/Banjarangkan Kapten Cba. Nyoman Suryatha, Kapolsek Banjarangkan AKP I Ketut Budiarsana, S.H., M.H., Perbekel Desa Tohpati A.A. Gede Dalem, S.E., perwakilan PUPR Provinsi Bali, Kelian Subak Tohpati I Nengah Sudana, PPL Desa Tohpati, serta tokoh dan masyarakat Desa Tohpati.
Dalam pembukaannya, Kelihan Subak Tohpati I Nengah Sudana menyampaikan bahwa sudah 5 tahun terakhir para petani Subak Tohpati tidak dapat mengelola lahan pertaniannya akibat saluran irigasi utama yang jebol dan tersumbat, sehingga menyebabkan kekeringan pada lahan pertanian seluas sekitar 25 hektar.
Bupati Klungkung menyampaikan bahwa persoalan ini telah menjadi prioritas utama pemerintah daerah, sejalan dengan komitmen dalam mendukung swasembada ketahanan pangan. Ia menegaskan bahwa penanganan Subak Tohpati memerlukan koordinasi antar kabupaten karena lokasinya berada di perbatasan Klungkung dan Bangli. Bupati juga menyatakan rencana untuk meninjau langsung ke lapangan bersama instansi terkait.
Kadis PUPR Klungkung, I Made Jati Laksana, menjelaskan bahwa usulan perbaikan telah diajukan sejak tahun 2016 dan sempat mendapat tindak lanjut di tahun 2018. Namun, karena adanya kendala internal di Tempek Kangin, proses tender dari Provinsi dibatalkan. Sejak saat itu, proposal terus diajukan, namun belum terealisasi.
Perwakilan PUPR Provinsi Bali menyampaikan bahwa pihaknya akan segera menjembatani proposal dari Kabupaten Klungkung agar proses perbaikan saluran irigasi dapat segera ditindaklanjuti, sehingga petani dapat kembali mengelola lahan mereka secara produktif.
Diketahui, akibat tidak berfungsinya saluran irigasi tersebut, sebagian petani mulai mengalihfungsikan lahan sawah menjadi lahan tanaman hortikultura seperti durian dan kelapa.
Masyarakat Desa Tohpati, khususnya para petani, menyampaikan apresiasi atas perhatian dan langkah konkrit yang dilakukan pemerintah. Mereka berharap agar perbaikan irigasi dapat segera terealisasi demi mengembalikan fungsi lahan dan mendukung ketahanan pangan daerah.(Hms/red).