masukkan script iklan disini
Media DNN - Surakarta | Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) yang bermarkas di Surakarta, Jawa Tengah, kini tengah melakukan langkah-langkah strategis guna memulihkan kondisi usahanya pasca mengalami kerugian signifikan akibat kondisi ekonomi global dan terhambatnya beberapa proyek besar. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Koperasi BLN, Nicholas – atau yang akrab disapa Nicho – dalam keterangan pers yang digelar pada Rabu (23/7) pukul 11.00 WIB di Salatiga.
Dalam pernyataannya, Nicho menyampaikan bahwa sejak pertengahan Maret 2025, Koperasi BLN menghadapi tantangan berat, baik dari sisi operasional maupun finansial. Salah satu penyebab utamanya adalah gangguan pada proyek-proyek strategis koperasi yang terhenti akibat krisis keuangan global serta mandeknya pencairan dana dari mitra kerja.
“Banyak proyek kami di bidang infrastruktur, hingga saat ini belum menerima pembayaran sesuai kesepakatan kontrak. Ini sangat berpengaruh terhadap cash flow koperasi,” jelasnya.
Di sisi lain, Nicho juga mengungkapkan bahwa beberapa unit usaha koperasi seperti pabrik dan toko mitra mengalami penurunan aktivitas yang cukup signifikan. Bahkan, sejumlah unit harus disubsidi oleh koperasi karena tak mampu menutupi biaya operasionalnya sendiri.
“Kondisi ini menimbulkan ketimpangan serius antara pengeluaran dan pemasukan. Namun, kami tidak menyerah. Justru kami jadikan ini sebagai momentum untuk berbenah,” tegasnya.
Guna mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya telah menyusun strategi pemulihan yang menyeluruh dan terstruktur. Salah satu langkah unggulan yang tengah dijalankan adalah penerapan digitalisasi dan tokenisasi sebagai solusi jangka panjang yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Menurut Nicho, digitalisasi yang dimaksud mencakup perbaikan sistem keuangan internal, peningkatan transparansi transaksi, serta pengembangan platform digital guna mempermudah akses dan interaksi antar anggota koperasi.
“Melalui pendekatan berbasis teknologi, kami ingin membangun ekosistem koperasi yang lebih efisien, transparan, dan berkelanjutan,” paparnya.
Tokenisasi sendiri, lanjut Nicho, menjadi salah satu program inovatif koperasi untuk menciptakan nilai tambah sekaligus membuka peluang ekonomi baru di tengah era transformasi digital.
Dengan jumlah komunitas aktif mencapai 44.000 orang, Nicho menyampaikan bahwa kekuatan utama koperasi terletak pada soliditas para anggotanya. Oleh sebab itu, BLN senantiasa mengedepankan prinsip koperasi sejati: dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya akan segera melaksanakan Rapat Akhir Tahun (RAT) guna mengambil langkah-langkah penting dalam rangka percepatan pemulihan.
“Kami yakin, dengan kebersamaan dan semangat gotong royong, dalam tiga tahun ke depan koperasi tidak hanya pulih, namun mampu tumbuh lebih kuat dari sebelumnya. Ini saatnya BLN bangkit,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Koperasi BLN dikenal sebagai koperasi jaringan nasional yang membawahi berbagai lini usaha seperti jasa konstruksi, manufaktur, distribusi barang, ritel, dan layanan keuangan internal bagi anggota. Selama ini, BLN menjadi salah satu model koperasi modern yang mampu menjembatani kebutuhan anggota dengan peluang ekonomi di berbagai sektor. (Red/PEWARTA YADIJBR).