masukkan script iklan disini
Media DNN - Bali | Derasnya arus dan tingginya gelombang Selat Bali yang diduga menjadi penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali akhrinya terkuak.
KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali terjadi pada Hari Rabu 2 Juli 2025 malam, dengan mengangkut 65 orang yang terdiri dari 53 Penumpang, 12 Crew dan 22 kendaraan diataranya 14 truk tronton.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Direktur jenderal perhubungan laut Kemenhub Muhammad Masyhud ia menjelaskan bahwa, KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di selat Bali terjadi pada hari Rabu malam 02/7, yangmana saat itu kapal tersebut berlayar dari pelabuhan Ketapang menuju pelabuhan Gilimanuk.
"KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selar Bali tepatnya di titik koordinat 8°9'32.35"S 144°25'6.38"E . Dan kapal naas tersebut dilaporkan mengalami distress pada pukul 23.20 WIB." Terang Kemenhub.
Lebih lanjut Muhammad Masyhud mengatakan, KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam pada pukul 23.35 WIB. Dan Kemenhub menyebut ada 31 orang penumpang yang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat dan 4 orang penumpang lainnya meninggal dunia.
Perlu diketahui bahwa, korban meninggal yang semula berjumlah 4 orang , pada hari Jumat 04/7/2015, dari informasi yang dapat dihimpun oleh awak media diketahui bahwa, korban yang meninggal dunia bertambah 1 orang, jadi secara keseluruhan untuk sementara korban meninggal dunia menjadi 5 orang. Sedangkan Nahkoda KMP Tunu Pratama Jaya Agus Slamet masih dalam pencarian tim gabungan di Selat Bali.
Secara terpisah, dari keterangan penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang berhasil selamat, Bejo Santoso mengatakan, pada saat KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari pelabuhan Ketapang menuju ke Pelabuhan Gilimanuk kondisi ombak saat itu sangat besar dan arus Selat Bali juga sangat deras. Dan sekitar 30 menit kemudian setelah KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari pelabuhan Ketapang menuju pelabuhan Gilimanuk kapal mulai terasa oleng ke kiri dan miring.
Kata Bejo, kejadiannya sangat singkat kurang lebih sekitar 3 menit kapal mulai terasa miring akhirnya memutuskan terjun ke laut lalu diikuti oleh penumpang lainnya. Dan tidak lama kemudian mendapat pertolongan dari nelayan yang sedang melintas mengunakan perahu dan berhasil selamat sampai di tepi pantai.
Bejo mengaku, 1 orang penumpang yang ikut terapung bersama dirinya dan penumpang lainnya, diketahui meninggal dunia. Kendati demikian, Kata Bejo, jenazah korban juga berhasil dievakuasi mengunakan perahu nelayan yang ditumpanginya bersama penumpang lainnya ke tepi pantai Pengambengan, Jembrana - Bali.
Sementara, disisi lain salah satu ABK KMP Tunu Pratama Jaya bernama Riko (28) tahun juga mengaku, yangmana pada saat kejadian kapal terbalik dirinya berhasil menyelamatkan 16 orang penumpang yang merupakan korban kapal naas tersebut.
Adapun kronologi Riko berhasil menyelamatkan 16 penumpang KMP Tunu Pratama Jaya pada hari Kamis pagi 03/7, bermula pada saat Riko melompat dari kapal yang mulai miring dan menjauh dari kapal tersebut. Namun tidak disangka, sejumlah penumpang yang ikut terjun memanggil dirinya. Dan sontak Riko kembali berenang mendekati satu persatu para korban yang saat itu terapung. Selanjutnya Riko mengarahkan sejumlah korban dengan cara menarik satu persatu sebanyak 16 orang ke liferaft ( perahu penyelamat ) yang berada di sekitar para korban.
Tidak lama kemudian, kata Riko, melintas sebuah perahu nelayan lalu dipanggilnya, selanjutnya liferaft yang berisi 16 orang para korban ditarik dengan perahu nelayan tersebut sampai ke tepi pantai Pebuahan dengan selamat.
Namun dibalik tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya ini Riko mengungkapkan bahwa, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam diduga disebabkan oleh terjadi kebocoran pada kapal di sekitar ruangan mesin, sehingga mesin kapal mati total dan akhirnya kapal terbalik lalu tenggelam." tandasnya. (Red).