• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    PSBS PADAS Pola Baru Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan Ibu Putri Koster : Ujung Tombaknya Ada di Desa

    Selasa, 26 Agustus 2025, Agustus 26, 2025 WIB Last Updated 2025-08-26T00:17:25Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Media DNN – Bali | Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS), Ibu Putri Koster, mengajak seluruh masyarakat Bali untuk menyelesaikan urusan sampah domestik secara mandiri dan tidak bergantung pada sistem open dumping maupun pembakaran sampah. 

    Hal tersebut disampaikannya saat memberikan sosialisasi percepatan pelaksanaan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai dan pengelolaan sampah berbasis sumber di dua kecamatan di Kabupaten Bangli, yaitu Kecamatan Bangli dan Kecamatan Tembuku, pada Senin (25/8).

    “Sistem dan tata pola pengelolaan selama ini keliru karena menimbulkan masalah yang lebih besar, serta menghasilkan uap dan cairan beracun yang dikenal dengan nama zat dioksin, yang tentu sangat berbahaya bagi masyarakat,” ungkap Ibu Putri Koster, mencontohkan apa yang terjadi di TPA Suwung, Denpasar.

    Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber dinilai sebagai solusi yang lebih efektif dan ramah lingkungan untuk mengatasi permasalahan sampah di Bali. Sampah sejak awal harus dipilah menjadi sampah organik, anorganik, dan residu.

    Untuk sampah organik, Ibu Putri Koster berharap dapat diselesaikan di masing-masing rumah tangga atau sumbernya, sedangkan sampah anorganik dan residu akan dikelola melalui TPS3R dan TPST yang ada di masing-masing desa adat.


    “Kepala Desa, Bendesa, dan Lurah adalah ujung tombaknya. Mereka adalah andalan kita untuk memastikan wilayahnya bersih dari sampah. Gunakan kreativitas masing-masing,” imbuh Ibu Putri Koster. Selain itu, ia juga berpesan agar PKK dan PAKIS di desa ikut berperan dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah berbasis sumber.

    Sejalan dengan hal tersebut, program PSBS PADAS mendapat tanggapan positif dari masyarakat Kabupaten Bangli. Diketahui, jauh sebelum dicetuskan program PSBS PADAS, masyarakat Kabupaten Bangli telah secara mandiri mengelola sampah organik yang mereka hasilkan melalui teba yang ada di masing-masing rumah tangga.

    “Selain itu, untuk sampah plastik setiap bulan dikumpulkan melalui bank sampah, sedangkan sampah residu setiap minggu diangkut ke TPS3R dan TPST,” ungkap Camat Tembuku, I Putu Sumardiana.

    Sementara itu, anggota Tim Kerja PSBS Provinsi Bali, Prof. Dr. Ni Luh Kartini, menyampaikan bahwa pemilahan sampah harus dilakukan sejak awal. Sampah yang sudah terlanjur tercampur akan sangat sulit untuk dipilah dan dikelola. 

    Ia berharap melalui PSBS PADAS masyarakat dapat mulai bijak dalam mengelola sampahnya, tidak lagi berpaku pada metode open dumping, tetapi mulai bertanggung jawab dengan memilah dan mengelola sampah secara mandiri.(Hms/red).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini