-->
  • Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Waspada Adu Domba di Medsos, Selamat Ginting Tekankan Etika Komunikasi Digital

    Jumat, 19 September 2025, September 19, 2025 WIB Last Updated 2025-09-19T11:57:48Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini



    Media DNN - Jakarta | Pengamat Militer Selamat Ginting mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi adu domba di media sosial. Ia menilai, ruang digital yang tak dijaga dengan etika komunikasi dapat menjadi ladang subur bagi disinformasi yang melemahkan persatuan bangsa. 

    “Tanpa etika, ruang digital mudah sekali berubah menjadi tempat adu domba. Menjaga komunikasi publik sama pentingnya dengan menjaga pertahanan negara,” ujar Ginting dalam diskusi publik bertajuk "Bahaya Disinformasi Influencer Bagi Persatuan Bangsa", di Jakarta, Kamis (18/9).

    Menurutnya, momentum satu tahun pemerintahan baru pada September–Oktober 2025 harus dilihat sebagai fase rawan yang bisa dimanfaatkan pihak tertentu untuk mengguncang stabilitas. 


    "Pemerintah harus merespons cepat berbagai usulan penguatan keamanan nasional agar tidak mengalami situasi serupa dengan Nepal", tegasnya. 

    Ia juga mendorong pembentukan satuan tugas respon digital yang khusus menangani ancaman di dunia maya. 

    "Satgas ini tidak hanya berfungsi menangkal hoaks, tetapi juga menumbuhkan literasi digital agar masyarakat mampu mengenali informasi palsu", tandasnya. 

    Lebih jauh, dengan pengalaman tiga dekade sebagai jurnalis politik dan pertahanan, Ginting menilai akademisi dapat mengambil peran penting dalam memperkuat komunikasi publik. 

    “Komunikasi yang lemah sering menimbulkan salah paham di masyarakat, dan itu bisa merugikan stabilitas nasional,” tambahnya.

    Sebagai contoh, Ginting menyinggung kasus yang sempat viral di media sosial mengenai seorang mayor TNI. Menurutnya, kasus itu memperlihatkan betapa informasi yang belum diverifikasi bisa cepat menyebar dan memicu spekulasi. 

    “Berita yang belum divalidasi bukanlah produk jurnalistik. Inilah yang seharusnya jadi pelajaran kolektif agar publik lebih kritis,” pungkasnya. (Kelana Peterson / BosBro / Red).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini