masukkan script iklan disini
Media DNN - Bali | Pemerintah Kabupaten Buleleng terus menunjukkan komitmennya dalam memperbaiki kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat. Ditemui di Rumah Jabatan Bupati Buleleng, Kamis (4/12).
Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra memaparkan rencananya terkait pemenuhan kebutuhan dokter spesialis, serta peningkatan fasilitas di rumah sakit pemerintah.
Secara umum, pelayanan kesehatan di Kabupaten Buleleng berjalan dengan baik. Pemerataan pelayanan di Puskesmas dipastikan berjalan sesuai standar, dengan seluruh Puskesmas yang tersebar dari barat hingga timur Buleleng telah terisi dokter umum. Namun tantangan terbesar terletak pada pemenuhan dokter spesialis yang hingga kini masih belum optimal.
Menurut Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, alasan kurang diminatinya Kabupaten Buleleng dalam rekrutmen ASN bagi dokter spesialis adalah relatif lebih rendahnya tingkat perekonomian di Buleleng dibandingkan wilayah Bali Selatan.
“Kemungkinan dokter-dokter spesialis mencari tempat yang sudah settle, misalkan di wilayah selatan dengan kemampuan daya beli masyarakat yang lebih tinggi,” ungkapnya.
Untuk mengatasi minimnya minat dokter spesialis bertugas di Buleleng, Pemkab menyiapkan skema insentif khusus. Di sisi lain, pemerintah juga membuka peluang subsidi pendidikan bagi dokter yang ingin melanjutkan ke jenjang subspesialis demi memperkuat kompetensi tenaga medis daerah. Bupati menyampaikan bahwa dukungan ini telah masuk dalam perencanaan anggaran. Ia juga memastikan, dokter yang sedang menempuh pendidikan tetap akan menerima hak kepegawaiannya tanpa potongan, dengan kewajiban kembali bekerja di Buleleng setelah selesai.
“Selain insentif, bagi adik-adik yang mau melanjutkan ke subspesialisasi juga kita akan berikan subsidi. Itu sudah ada anggarannya. Tapi setelah selesai, wajib kembali dan melayani pasien di Kabupaten Buleleng” katanya
Selain kekurangan dokter spesialis, kebutuhan tenaga kesehatan lainnya seperti ners, analis radiologi, analis laboratorium, hingga petugas rekam medis juga masih cukup besar. Kondisi ini menjadi perhatian pemerintah, mengingat RSUD Buleleng tengah disiapkan untuk berkembang menjadi rumah sakit rujukan regional. Untuk memperkuat kompetensi SDM, Pemkab Buleleng melakukan penjajakan kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah dalam bentuk pendampingan layanan serta transfer pengetahuan.
“RSUP Prof Ngoerah atau Sanglah akan menjadi salah satu pensupervisi RSUD Kabupaten Buleleng. Jadi dalam kasus-kasus tertentu, para ahli disana yang akan datang kesini. Tidak lagi pasien Buleleng yang dibawa ke sana” ujarnya
Di samping peningkatan SDM, langkah perbaikan layanan kesehatan juga difokuskan pada peningkatan fasilitas. Selain akan merevitalisasi gedung poliklinik dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Buleleng, akan dilakukan pula penambahan enam kamar operasi baru berteknologi modular berstandar nasional. Dengan jumlah yang tersedia saat ini, terkadang antrian operasi masih mengular. Sehingga ruang operasi baru menjadi kebutuhan penting untuk segera dipenuhi.
“Kita ingin meningkatkan pelayanan supaya masyarakat tidak lama menunggu antrian operasi. Akan kita tambah 6 ruang operasi modular. Anggaran setiap ruang operasi Rp6–7 miliar sudah lengkap dengan peralatan medisnya," tegasnya.
Pembangunan kamar operasi baru ini akan dimulai pada 2026 bersamaan dengan renovasi besar RSUD Buleleng. Proses pembangunan diperkirakan berlangsung selama 20 bulan. Selama masa pekerjaan, pelayanan publik tetap akan berjalan tanpa mengurangi ruang operasi yang tersedia. Hanya akan dilakukan pengalihan sementara ruang-ruang rawat inap agar tidak mengganggu layanan utama. (Hms/red).
