• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    LOMBA KARAOKE

    LOMBA KARAOKE
    Ikuti dan Saksikan lomba karaoke nanti pada bulan Agustus 2025

    Ketua RJW Tolak 1000% "Aksi Demo", yang Tak Sesuai Budaya Bali "Menyame Braya"

    Jumat, 16 Juli 2021, Juli 16, 2021 WIB Last Updated 2021-07-16T13:10:40Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Bali | Ketua RJW (Relawan Jaya Wibawa), Nyoman Arta Wirawan, SPT., mengungkapkan bahwa, pihaknya menolak ajakan "Aksi Demo", yang rencananya dipusatkan di Monument Bajra Sandhi Renon, pada Sabtu, 24 Juli 2021.  

    Saat dikonfirmasi awak media di Denpasar Bali, pada Jumat (16/7/2021), Nyoman Arta menolak 1000% ( "Seribu Persen") ajakan "Aksi Demo". Bahkan, sebagai Ketua RJW, pihaknya dengan tegas menyebut "Tidak Setuju" adanya "Aksi Demo" ditengah pandemi Covid-19, karena, "Aksi Demo" tak sesuai dengan budaya Bali "Menyame Braya".

    Dijelaskan, sebenarnya, istilah demo tidak dikenal di Bali. Lebih lanjut, Nyoman Arta mengartikan bahwa, budaya Bali itu, justru lebih banyak mengenal sistem "Gotong Royong" dan "Tatwam Asi". 

    "Makanya, Kita di RJW (Relawan Jaya Wibawa), sudah jelas, pondasinya disebut "Vasudhaiva Kutumbakam" artinya suatu "Mahawakya bagian dari Weda, yang ditegaskan lagi, pada Upanisad. Menurutnya, "Vasudhaiva Kutumbakam" dimaksudkan, bagaimana Kita sebagai manusia itu, selalu berusaha menciptakan kedamaian," ungkap Nyoman Arta.


    Selanjutnya, adanya ajakan "Aksi Demo", menurutnya, justru tidak sesuai dengan budaya Bali,  yang mengedepankan sistem "Menyame Braya" dan "Paras Paros" seperti itu. Jika ada perbedaan, kata Nyoman Arta, bisa diselesaikan dalam rembug atau sangkep adat. Apalagi di Bali terkenal dengan istilah "Desa Pakraman" atau "Desa Adat". Jadi, apa yang menjadi akar masalahnya, dibahas dalam forum "Desa Adat"," tutur Nyoman Arta.

    Selain itu, Nyoman Arta kemudian mengingatkan, "Saudara Kita" yang tinggal di Bali maupun asli Bali, Mari kita menjaga Bali, agar situasi tetap kondusif, dengan mengedepankan semangat "Menyame Braya"," imbuhnya.

    Nyoman Arta menambahkan bahwa, "Vasudhaiva  Kutumbakam" bukan hanya sekedar jargon saja, akan tetapi, itu benar-benar tercermin dalam tingkah laku kita sehari-hari," tegas Nyoman Arta.

    Nyoman Arta juga berharap, agar "Mudah-mudahan, generasi muda kita, yaitu generasi milenial Denpasar dan juga generasi Bali, memang benar-benar menggunakan "Wiweka-nya", untuk menjaga diri, agar terhindar dari hasutan-hasutan, yang tidak benar dan tidak bertanggung jawab. "Kami Relawan Jaya Wibawa menolak "Aksi Demo". Mari bersama-sama bergotong royong melawan pandemi Covid-19, dalam mewujudkan "Denpasar Maju", untuk Bali Shanti dan adat, seni, budaya Bali tetap Ajeg," pungkasnya.


    Seperti diketahui "Press Release" oleh Anonymus Indonesia, bertajuk "Millions of Mask Revolution" telah tersebar luas di pusat-pusat medsos FB dan IG. Lebih lanjut,  Anonymus Indonesia menyebutkan, akan melakukan "Aksi Demonstrasi" dengan  melibatkan Hacker Anonymous, aktivis dan rakyat, yang salah satunya di Bali, direncanakan dipusatkan di Monument Bajra Sandhi Renon, pada Sabtu, 24 Juli 2021. (ace).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini