masukkan script iklan disini
Bali | Gek Ayu, demikian akrab disapa meluncurkan produk Herbali, ramuan produk tradisional asli Bali. Lewat Herbali, dia mampu membuat racikan hubungan intim. Bukan sekedar hubungan intim saja. Namun, diakuinya, Herbali juga menawarkan kepuasan bagi pasangan suami istri berbalut cinta. "Pokoknya dijamin jreng. Bikin istri kewalahan," bisiknya perlahan.
Salah satu produk Herbali, disebut Lemonic khusus pria, agar tahan lama. Dia yakin produknya ini bisa membuat perempuan atau istri kewalahan.
"Ah, pura-pura polos. Kamu kan suka, jika perempuan selalu minta,” ungkap Gek Ayu Rusmini Lokika Wati merengut, lantas tertawa renyah, hingga membuat dadanya terguncang, saat ditemui awak media di rumah kediamannya, Banjar Lalangpasek, Desa Cepaka, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, pada Selasa (21/9/2021).
Gek Ayu, perempuan kelahiran 19 Maret 1979 ini, memiliki seabrek kegiatan. Dia pengusaha, punya (Batu) yang bergerak di sektor Fermentasi Beverage Industry Local Fruits dan satunya lagi Herbali, core bisnisnya, dalam bidang industri kesehatan dan minuman herbal.
Buat Gek Ayu, produk yang dijajakannya, bukan hanya soal hubungan intim, akan tetapi, mengutamakan kepuasan suami istri yang dibalut cinta.
Selain itu, Gek Ayu juga menggulirkan produk Bali Wine yang terbuat dari buah-buahan asli Bali, yang juga ada kandungan herbal asli Indonesia. Bahkan, wine asal Bali ini, dijajakan ke luar negeri. "Saya tak mau jago kandang," ungkapnya.
Lainnya, Herbali Noni Juice adalah sebuah herbal yang khasiat tak diragukan lagi, seperti membantu gangguan normalisir metabolisme tubuh. Lagi-lagi dia menyebut ramuan leluhur tidak kalah kualitasnya. Terlebih, negeri ini soal herbal, sangat kaya, seperti halnya Cina dan Brazil. "Seyogianya ini, bisa menjadi pengganti migas," paparnya, sambil menebar senyumnya yang khas.
Bahkan visinya jauh ke depan. Lewat Herbali yang dikelolanya, Gek Ayu membuat toko obat-obatan Herbali di Tabanan. Namanya, Herbali Cepaka, Kediri. Di sana, disiapkan edukasi tentang herbal, lengkap dengan khasiatnya.
Menurutnya, rumah herbal ini, sering dikunjungi turis mancanegara. Tercatat, ada 16 Negara yang sudah mengunjungi rumah herbalnya. Pengunjung juga bisa meramu atau meracik sendiri. "Itulah nilai plusnya sebagai rumah herbal," jelasnya, kembali menebar senyuman, dengan rasa bangga.
Dia langsung antusias, saat disinggung soal Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomer 99 tahun 2018. Isinya, menyangkut pemasaran dan pemanfaatan produk pertanian, perikanan dan industri lokal Bali mewajibkan toko swalayan, hotel restoran dan katering. Pujiannya tak pernah berhenti.
Lewat Pergub ini, menurutnya, tak sekadar industri lokal Bali punya jalur distribusi, juga mencintai produk lokal, produk warisan leluhur yang harus dilestarikan dari gempuran produk impor.
"Saya setuju banget, Pergub ini, diikuti provinsi lainnya," tegas Gek Ayu. Apalagi, Pergub ini, bukan sekadar lips service. Tetapi, ada sanksi, jika tidak dijajakan di swalayan dan restoran di Bali.
Maklumlah, sekalipun ada, tetapi etalase produk lokal disembunyikan dari konsumen. "Tidak kasat mata. Harus di depan dan terlihat," tegasnya.
"Hasilnya luar biasa. Naik omsetnya rata-rata naik 30% (persen),” ujarnya sumringah.
Dia berharap, kenaikan itu, bukan lantaran Pergub, tetapi karena kualitas produk, kemasan yang apik, sehingga mengundang minat konsumen memilikinya. Buat dia, sebagai putri Bali, Pergub ini, selain memberi kemudahan, juga tantangan bagi industri lokal Bali meningkatkan standar kualitas, hingga punya daya saing tinggi.
Kegiatan itu saja belum cukup. Masih ada lagi organisasi yang ditekuni. “Sibuk banget,” jawabnya, dengan suaranya sedikit serak, ramah dan familiar.
Gek Ayu, demikian wanita lajang asal Bali berkulit sawo matang dan eksotik ini, tercatat sebagai anggota DPD HIPMI Bali, yaitu Ketua Bidang Agrobisnis, Agroindustri dan Maritim. Di situ, Dia sudah menjabat tiga periode. Selain di KNPI, Gek Ayu dipercaya sebagai Korwil UKM IKM Nusantara Bali pimpinan Chandra Manggih Rahayu.
"Saya tidak menyangka, hidup saya bisa seperti ini," desisnya perlahan. Dia teringat sejak kecil sudah ditinggal ibu tercinta, Made Sri Astini. Dia harus mandiri, termasuk memenuhi kebutuhan sendiri. Misal, berjual asongan. Untungnya, ibunya seorang pebisnis, sudah banyak melatihnya berwirausaha, seperti membantu berjualan di pasar, menjarit dan sebagainya. "Kemandirian ini, harus ditanamkan sejak dini,” ucapnya perlahan.
"Saya tidak bisa diperintah," desisnya tertawa, mengaku kemandiriannya terlalu kuat.
Entah karena itu, jebolan women prenuer ini, masih saja jomblo. Belum menemukan tambatan hatinya. Ia juga tak tahu.
Soal terlalu mandiri, Gek Ayu menggelengkan kepala. “Saya tak tahu. Mungkin pria suka dengan perempuan yang menggantungkan dengan pria," ujarnya tersenyum kecil.
Ia bersyukur didikan ibunya yang pebisnis membuatnya punya kemauan keras. Tak peduli kondisinya saat memulai. Dia teringat Bob Sadino, kemauan berada teratas, sedang uang urusan sekian. Tak jauh dengan idolanya, Ibunda tercinta. Bahkan, berkat tempaan bundanya, selama hidupnya, dia pernah kerja menjadi house keeping di villa, hanya sebulan saja.
Meski masih single, Gek Ayu yang berusaha tampil seksi dan selalu mencari peluang, termasuk soal hubungan intimnya.
“Ah, kamu kok itu-itu terus sih,” ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak. Lalu, dia menarik awak media, kemudian membisik pelan.
Nanti, kalau aku dah merit, aku ceritain deh, bagaimana aku kewalahan seperti pemain bola,” ujarnya sambil tertawa renyah. Dia pun menggoyangkan tubuhnya perlahan, mengiringi alunan suara Julio Iglesias dengan lagu Fallin Love. (ace).