• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    LOMBA KARAOKE

    LOMBA KARAOKE
    Ikuti dan Saksikan lomba karaoke nanti pada bulan Agustus 2025

    Kelurahan Gilimanuk dan Desa Adat Gelar Kegiatan Upacara Segara Kerthi di Kawasan Pelabuhan Gilimanuk.

    Jumat, 25 Juli 2025, Juli 25, 2025 WIB Last Updated 2025-07-26T05:41:50Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini



    Media DNN - Bali | Guna untuk menjaga keharmonisan alam semesta dan keselamatan arus penyeberangan Gilimanuk - Ketapang. Kelurahan Gilimanuk dan Desa Adat Gilimanuk mengadakan kegiatan Upacara Segara Kerthi (Pecaruan dan Mulang Pakelem) yang digelar di perairan Selat Bali, kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Jumat (25/7/2025) pagi.

    Kegiatan keagamaan ini diselenggarakan atas prakarsa PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan difasilitasi oleh Kelurahan Gilimanuk serta Desa Adat Gilimanuk.


    Ritual sakral ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00 Wita dan dihadiri oleh berbagai unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jembrana dan tokoh-tokoh adat, dengan total peserta mencapai kurang lebih sekitar 600 orang.

    Mulang pekelem yang merupakan tradisi masyarakat Bali untuk memohon keselamatan dengan cara mengorbankan hewan ternak, seperti ayam, bebek, sapi atau kerbau yang berwarna hitam ke lautan, yangmana masyarakat Bali menyebut dilarung.

    Pakelem ini sendiri memiliki arti menenggelamkan sesajen (yadnya) ke dalam air, baik laut, danau atau kawah gunung. Kegiatan suci tersebut dan kegiatan seperti ini digelar sekali dalam setahun. 

    Adapun tujuan dilaksanakannya upacara yang dikenal sebagai Pecaruan lan Mulang Pakelem ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan keharmonisan alam semesta, terutama di kawasan perairan Selat Bali, yang dikenal memiliki arus laut yang kuat dan kerap menimbulkan kecelakaan laut.


    Perlu diketahui bahwa, kegiatan Segara Kerthi ini diawali dengan pecaruan di area parkir dermaga LCM Gilimanuk, dan dilanjutkan dengan prosesi larung sesajen ke laut menggunakan kapal KMP Agung Samudera IX. 

    Upacara dipimpin oleh tiga rohaniawan Hindu, yakni Ida Pedanda Istri Nabe Manuaba dari Griya Manistutu Melaya, Ida Pandita Nabe Mpu Reka Kusuma Ananda dari Griya Arum Gilimanuk, dan Ida Rsi Agung Ananda Yoga Pinatih dari Griya Samiana Gilimanuk. Sedangkan yang dari muslim dipimpin oleh tokoh agama yaitu Bpk Muslimin.

    Dalam sambutannya Lurah Gilimanuk Ida Bagus Toni Wirahadikusuma, SE., MM menyampaikan, rasa duka cita atas terjadinya musibah tenggelamnya KMP TUNU PRATAMA JAYA di pantai Selat Bali ini, sehingga dilaksankannya upacara Segara Kerthi (Pecaruan dan Mulang Pakelem) dan acara petik laut dilaksanakan oleh nelayan Kelurahan Gilimanuk.

    Ida Bagus Toni menambahkan, adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu agar mendapat keselamatan dari sang pencipta dimana di pantai Selat Bali kerap terjadi musibah - musibah yang tidak kita inginkan, seperti yang terjadi beberapa Minggu yang lalu tenggelamnya KMP TUNU PRATAMA JAYA dan Kapal Kandas serta orang bunuh diri terjun dari kapal penyeberangan Ketapang - Gilimanuk. Sementara disisi lain juga terjadi fenomena ikan Paus terdampar di pesisir pantai Selat Bali.

    Atas dasar inilah , kata Ida Bagus Toni Wirahadikusuma, SE.,MM kami selaku warga masyarakat Kelurahan Gilimanuk berkoordinasi dengan pimpinan daerah Jembrana dan petunjuk dari Ida Sulinggih untuk mengadakan Upacara Segara Kerthi agar keselamatan di Selat Bali khususnya tetap terjaga. Dan kami sebagai umat Hindu yakin dan percaya dengan adanya Tri Hita Karana (hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan manusia) jadi kita sebagai umat Hindu wajib melaksanakan upacara Mulang Pakelem.

    Ida Bagus Toni berharap, kegiatan upacara Mulang Pakelem seperti yang diadakan saat ini dapat dijadikan agenda rutin tahunan, dan kami berharap kegiatan seperti ini mendapat dukungan dari pimpinan daerah dan pimpinan provinsi Bali dan stakeholder yang ada di wilayah pelabuhan ASDP Gilimanuk tentunya kami mohon juga dukungan agar kegiatan upacara Mulang Pakelem seperti ini bisa rutin dilaksanakan. Apalagi kegiatan seperti ini sudah lama tidak pernah diadakan," ucap Ida Bagus Toni Wirahadikusuma, SE.,MM

    Sementara dari keterangan saat dikonfirmasi di sela-sela kegiatan, Kapolres Jembrana menyampaikan apresiasi atas inisiatif kegiatan spiritual tersebut.

    “Upacara ini bukan hanya sebagai warisan budaya dan spiritual masyarakat Bali, tapi juga sebagai refleksi komitmen kita bersama dalam menjaga harmoni antara manusia dan alam. Terlebih, Selat Bali merupakan jalur penting yang memiliki potensi risiko tinggi. Doa dan upaya spiritual ini menjadi bentuk ikhtiar kolektif untuk keselamatan semua pihak,” ujar AKBP Kadek Citra Dewi Suparwati.

    Ia juga menyampaikan bahwa Polres Jembrana melalui Sat Polairud telah mengerahkan personel untuk melakukan pengamanan laut selama kegiatan berlangsung, berkoordinasi dengan TNI AL dan Basarnas.

    Sementara itu, dalam sambutan yang dibacakan oleh Kadis Perhubungan Provinsi Bali, Gubernur Bali mengajak seluruh pihak untuk menghormati laut sebagai sumber kehidupan sekaligus ruang spiritual.

    Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Bupati Jembrana, yang menekankan pentingnya menjaga keharmonisan alam melalui pendekatan budaya dan nilai-nilai lokal seperti Tri Hita Karana.

    Selanjutnya, upacara segara kerthi (Pecaruan dan Mulang Pakelem) ditutup dengan larung sesajen sebagai puncak prosesi Mulang Pakelem, yang berlangsung secara khidmat dan diiringi doa bersama. (Suvia Azizah/Slmt).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini