• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Bupati Suradnyana : Busungbiu Penghasil Kopi Terbesar di Buleleng, Made Urip : Genjot Hingga Hasil Lebih Besar

    Senin, 27 September 2021, September 27, 2021 WIB Last Updated 2021-09-27T16:25:44Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Bali | Beberapa Desa di kecamatan Busungbiu menjadi penghasil Kopi Robusta terbesar di Buleleng. Hingga saat ini Produksinya bisa mencapai 2 sampai 3 ton per hektar. Dengan jumlah produksi yang lumayan besar diharapkan akan ada kopi dengan cita rasa khas tersendiri, salah satunya kopi dari Desa Pucaksari.

    Untuk membantu meningkatkan hasil panen kopi para petani yang ada di Desa Puncaksari, I Made Urip, Anggota Komisi IV DPR RI memberikan bantuan sebanyak 300.000 bibit kopi arabika kepada Kelompok Tani Kutul Amerta Rahayu, Desa Puncaksari, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Senin (27/9) pukul 13.30 wita.

    Acara serah terima bantuan bibit kopi jenis Arabika tersebut diserahkan langsung oleh I Made Urip dengan dihadiri jajaran petinggi Pemkab Buleleng bersama DPRD Buleleng serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali.

    Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat memberikan sambutan mengatakan akan terus berupaya untuk memaksimalkan kopi sebagai salah satu komoditas perkebunan utama. Dengan jumlah produksi yang tinggi, dirinya berharap Dinas Pertanian mampu membuat hasil produksi kopi dengan cita rasa khas.

    “Produktivitasnya tinggi sekali. Saya minta Kadis Pertanian diskusi bagaimana buat hasil produksi kopi yang bisa membuat rasa kopi pucaksari itu standar. Entah teknik sangrai, jemur, dan lainnya,” ujar dia

    Dengan bantuan bibit kopi arabika oleh Made Urip, Ia berharap potensi kopi Buleleng lebih baik lagi. Tidak hanya jumlah produksi, namun hasil akhir yang bernilai tambah. Hal ini, menurutnya mampu diwujudkan melihat topografi Buleleng yang sangat menunjang.

    "Kalau boleh saya katakan, buleleng punya tanaman unggul dari sisi cita rasa dan produksi. Kondisi topografi memberi keunggulan terhadap komoditas kopi. Dari dataran rendah sampai dataran tinggi 1.200 mdpl, jaraknya tidak lebih dari 20 kilometer. Sehingga varietas sangat kompleks," ucap Suradnyana.


    Sementara Made Urip, pada kesempatannya mengatakan, Buleleng memiliki potensi yang baik berkaitan dengan komoditas kopi, untuk itu harus terus digenjot dan dipacu sehingga menjadi lebih besar.

    “Kita harus bergandeng tangan, sehingga potensi yang ada bisa kita kembangkan secara terus menerus dari budidaya sampai pasca panen. Akses pemasaran dan pengolahannya juga kita akan terus bantu,“ ujar Made Urip.

    Pada kesempatan itu, dirinya juga menyampaikan telah membagikan sebanyak Tiga Ratus Ribu bibit kopi Arabika di beberapa kelompok, diantaranya dibagikan kepada 3 subak abian dan 1 kelompok tani, dengan jumlah masing-masing 75.000 bibit.

    Subak abian dan kelompok tani yang mendapatkan bantuan bibit kopi, ialah Subak Abian Sari Merta, Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Subak Abian Budi Kerti, Desa Tambakan Kecamatan Kubutambahan, Subak Abian Giri Asih, Desa Tambakan Kecamatan Kubutambahan, dan Kelompok Tani Sari Mekar, Desa Pegayaman Kecamatan Sukasada.

    Untuk Kelompok Tani Kutul Amerta Rahayu, selain bibit kopi, diberikan juga sarana pengolahan kopi berupa satu unit alat roasting, penumbuk, dan mesin pengemasan kopi bubuk.

    Sebagai ketua kelompok, Komang Cindrayama mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diterimanya.

    "Bantuan yang di Programkan tahun 2021 telah kami terima. Sebagai bentuk pengolahan serta peningkatan mutu dan kualitas, produktivitas kelompok Kutul Amerta Rahayu", ucap Cindrayama.

    Seusai acara serah terima, dilakukan penanaman beberapa bibit kopi oleh peserta dan undangan yang hadir saat kegiatan tersebut di lahan salah satu anggota kelompok Tani. (Smty)





    Komentar

    Tampilkan

    Terkini