masukkan script iklan disini
Enaryaka menjelaskan bahwa penyerahan alat ini merupakan bagian dari kerjasama antara BPBD DIY dan DPRD DIY dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya, baik manusia maupun peralatan di daerah-daerah rawan bencana. "Alat ini kita distribusikan ke kelurahan-kelurahan yang memiliki potensi ancaman bencana. Di Kalurahan Gari, terdapat potensi ancaman cuaca ekstrem, seperti angin ribut, kekeringan, dan kecelakaan sungai," ungkapnya.
Selain itu, Kalurahan Gari sudah dikukuhkan sebagai salah satu Kelurahan Tangguh Bencana. “Di sini sudah terbentuk forum pengurangan risiko bencana (FPRB) yang aktif dalam berbagai kegiatan penanggulangan bencana, termasuk dalam penanganan pandemi COVID-19 kemarin,” tambahnya.
Enaryaka juga menekankan pentingnya perubahan paradigma dalam penanggulangan bencana. Jika dahulu masyarakat lebih banyak ditolong, kini diharapkan masyarakat lebih aktif menolong dan siap menghadapi bencana. Alat-alat yang diserahkan ini, menurutnya, akan mendukung kesiapsiagaan masyarakat. Alat yang diserahkan antara lain tenda posko, gergaji, alat pelindung diri, sepatu bot, cangkul, sekop, dan lainnya. Peralatan ini dapat digunakan untuk kerja bakti sekaligus menghadapi situasi darurat.
Lurah Gari, Widodo, menyampaikan rasa terima kasihnya atas hibah peralatan dari BPBD DIY. "Kami sangat berterima kasih atas bantuan ini, terutama karena peralatan ini sudah kami tunggu lama. Ancaman bencana seperti angin ribut sering terjadi di wilayah kami, dan kami kesulitan dalam melakukan penanggulangan awal. Dengan adanya peralatan ini, kami lebih siap menghadapi bencana," ujarnya.
Widodo juga mengungkapkan bahwa Kalurahan Gari sering terlibat dalam berbagai kegiatan penanggulangan bencana, termasuk evakuasi pohon tumbang hingga kecelakaan sungai. "Bantuan ini sangat membantu kami dalam menanggulangi bencana di wilayah kami, dan juga memperkuat keaktifan relawan di kalurahan," tambahnya.
Rani Widayati, yang turut terlibat dalam Pokir ini, menyatakan bahwa Gunungkidul merupakan daerah dengan potensi bencana yang cukup tinggi, seperti tanah longsor, puting beliung, dan gempa bumi. "Kami ingin mendukung kesiapsiagaan bencana dengan membentuk Kalurahan Tangguh Bencana (Katana) dan memberikan dukungan peralatan. Gunungkidul sangat rawan bencana, jadi bukan hanya pelatihan yang dibutuhkan, tetapi juga peralatan yang memadai," katanya.
Rani berharap, dengan adanya peralatan yang diserahkan secara bertahap ini, masyarakat Gunungkidul bisa lebih siap menghadapi bencana dan menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana di wilayah mereka.
Dengan adanya hibah ini, diharapkan Kalurahan Gari semakin kuat dalam menghadapi berbagai ancaman bencana yang mungkin terjadi, serta mampu menjadi contoh bagi kalurahan lain dalam hal kesiapsiagaan dan kemandirian dalam penanggulangan bencana.
( Bayu )